Jangan Teledor Kalau Tak Mau Data Bocor

PODCAST

Bayu Kurnia Prasetya

9/1/20242 min read

Teknologi yang terus berkembang di era digital seperti saat ini memang sangat banyak memberikan manfaat kepada kita. Selain dapat memberikan informasi yang cepat kepada kita semua, kemajuan teknologi di era ini juga dapat menunjang kinerja manusia.

Namun seiring dengan perkembangan teknologi saat ini juga, tindak kejahatan juga berevolusi dalam bentuk kejahatan siber. Salah satu bentuk kejahatan siber yang paling umum adalah pembocoran data. Apa, sih, pembocoran data dan bagaimana cara pencegahannya

Eric Adi Sanjaya menjelaskannya dengan detail pada episode ketiga podcast Obrolan Bebas Hambatan (OBH). Laki-laki yang akrab disapa Eric ini adalah software architect yang sudah menggeluti bidang ini selama 14 tahun. Ia menjelaskan bahwa sebuah sistem atau perangkat lunak yang bahkan sudah dibangun dengan aman dan server privat, celah kebocoran data itu tetap ada. Misalnya celah itu bisa saja datang dari perilaku digital orang yang mengoperasikan sistem tersebut.

Salah satu kasus kebocoran data pribadi yang banyak diulas oleh Direktur PT. Tohjiwa ini adalah kebocoran pada Pusat Data Nasional Sementara (PDNS). Ia menjelaskan bahwa PDNS terinfeksi serangan siber berupa dua jenis ransomware yaitu, Lockbit dan Babuk. Kedua jenis ransomware ini memiliki karakteristik yang sama. Untuk bisa melakukan penyerangan, software ini harus masuk ke dalam sistem dengan cara penyisipan virus, penyisipan malware, dan lainnya.

Secara pribadi, Eric sangat menyayangkan terjadinya kasus ini. Apalagi, ini bukan kasus kebocoran data pribadi pertama yang terjadi pada lembaga pemerintah. Sebagai sebuah lembaga resmi dan tempat di mana warga mempercayakan data pribadi mereka untuk disimpan, harusnya pemerintah berkomitmen untuk menjaga data-data penting itu. Pertanggungjawaban yang jelas pun harusnya dilakukan untuk menanggulangi adanya risiko yang lebih tinggi. Misalnya sesederhana melakukan pencadangan atau backup.

Di kasus ini tidak hanya data sensitif yang terkena dampaknya, tetapi juga data permanen. Data-data yang tidak bisa kita ubah seperti, tanggal lahir maupun nama kita. Menurut Eric, serangan siber tersebut bukanlah puncak dari potensi kejahatan yang terjadi. Hal buruk sangat mungkin terjadi ialah pada situasi setelah kebocoran data itu terjadi. “Karena itu rentetan dampaknya akan menjadi besar, karena kejahatannya akan dimulai setelah (data bocor,” yakinnya.

Berkaca dari kasus tersebut, Eric juga mengajak Sobat Gores untuk mulai berperilaku digital yang aman. Ia membagikan beberapa langkah sederhana yang bisa kita terapkan untuk mengamankan data-data pribadi kita.

Nah, ingin tahu lebih dalam penjelasan? Yuk Simak lebih lengkap di podcast Obrolan Bebas Hambatan (OBH) untuk mendapatkan insight dari ahlinya!